Uji pembakaran
dilakukan secara makro, sedangkan uji pelarutan dan uji pewarnaan dapat
dilakukan secara makro maupun mikro. Uji pembakaran serat adalah cara
yang dilakukan untuk menggolongkan atau menentukan serat.
Untuk memperkirakan golongan serat
secara umum digunakan uji pembakaran, tetapi untuk serat – serat campuran cara
ini dianggap kurang meyakinkan karena hasilnya kurang dapat dipertanggung
jawabkan. Uji pembakaran ini biasanya meliputi hal – hal sebagai berikut :
-
pengamatan cara terbakarnya
-
pengamatan bau
-
pengamatan warna dari asap yang terbentuk
-
pegamatan sisa pembakarannya.
Berdasarkan pengamatan diatas
tentunya cara uji pembakaran tidak dapat digunakan untuk mengidetifikasi dan
meneliti serat secara khusus.
Kriteria tentang
uji pembakaran yaitu dapat dilihat sebagai berikut :
1.
Apabila serat terbakar cepat dan meninggalkan abu berbentuk
serat dan berbau seperti kertas terbakar, maka ciri ini menunjukkan bahwa serat
tersebut termasuk serat selulosa.
2.
Apabila serat meleleh dan meninggalkan bulatan kecil
diujungnya dan disertai dengan bau menyengat seperti bau asam cuka maka keadaan
ini menunjukkan serat rayon asetat.
3.
Apabila serat terbakar tanpa meninggalkan abu dan berbau
seperti rambut terbakar serta meninggalkan bulatan kecil diujungnya, maka ciri
tersebut menunjukkan bahwa serat tersebut termasuk serat protein.
4.
Apabila sewaktu terbakar mengeluarkan bau seperti plastik
terbakar dan meninggalkan abu yang berbentuk bulatan kecil yang tak teratur
maka ciri – ciri tersebut merupakan ciri – ciri serat poliamida, serat
poliester dan serat poliakrilat.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat – alat :
- Pembakar bunsen
- Pinset
2.
Bahan – bahan :
- Serat kapas
- Serat rayon
viskosa
- Serat rami
- Serat sutera
- Serat wool
- Serat poliakrilat
- Serat poliamida
- Serat poliester
- Serat poliester
kapas
- Serat poliester
rayon
- Serat poliester
wool.
1.
Beberapa helai serat yang akan diperiksa dipuntir kira –
kira sebesar batang korek api dengan panjang 4 – 5 cm.
2.
Contoh serat didekatkan pada nyala api dari samping dengan
perlahan – lahan, waktu serat dekat nyala api diamati apakah bahan meleleh,
menggulung atau terbakar mendadak.
3.
Pada saat serat menyala, diperhatikan dimana terjadinya nyala api, bila api segera
padam begitu dijatuhkan dari api maka segera diamati bau dari gas dari serat
yang terbakar tersebut.
4.
Jika api terus menyala, api dimatikan dengan cara dituip
kemudian diamati bau yang dikeluarkan serat tersebut.
5.
Setelah nyala api padam diperhatikan apakah serat
mengeluarkan asap atau tidak. Kemudian dilihat sisa pembakaran yang
ditinggalkan serat tersebut.
Setelah melakukan
percobaan uji pembakaran, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Ciri
– ciri Serat Selulosa:
-
Asap : Putih
-
Bau : kertas terbakar
-
Sifat pembakaran : Meneruskan pembakaran
-
Sisa Pembakaran : terbentuk abu yang halus dan berwarna
hitam keabu – abuan
Hal ini dapat
dilihat pada uji pembakaran serat kapas dan rami
2. Ciri – ciri Serat Rayon Viskosa
-
Asap : putih
-
Bau : Kertas terbakar
-
Sifat Pembakaran :Meneruskan Pembakaran
-
Sisa Pembakaran :terbentuk abu berwarna keabu-abuan dan
halus.
Hal ini dapat
dilihat pada uji pembakaran serat rayon viskosa
3. Ciri – ciri Serat Protein :
-
Asap : Putih
-
Bau : Rambut terbakar
-
Sifat Pembakaran : Tidak meneruskan pembakaran
-
Sisa Pembakaran : terbentuk bulatan kecil diujung berwarna
hitam dan mudah remuk
Hal ini dapat
dilihat pada uji pembakaran serat sutera dan wool.
Hal ini dapat
dilihat pada uji serat wool dan sutera.
4. Ciri – ciri Serat Buatan apabila
dilakukan pembakaran :
-
Asap : Hitam ( polyester & poliakrilat ) dan putih
(poliamida )
-
Bau : Plastik terbakar
-
Sifat Pembakaran : meneruskan pembakaran ( polyester &
poliakrilat ) dan tidak meneruskan pembakaran (poliamida )
-
Sisa pembakaran : bulatan kecil diujungnya, berwarna hitam dan
keras.
Hal ini dapat
dilihat pada uji pembakaran serat – serat poliester, poliakrilat, dan poliamida.
5. Serat Campuran
Diperoleh hasil
yang lebih dominan :
-
Poliester : kapas dan Poliester : rayon memiliki
kecenderungan Serat polyester
-
Poliester Wool memiliki kecenderungan serat Wool
6.
Pengujian
serat secara pembakaran hanya dapat menggolongkan serat secara umum dan belum
dapat memastikan jenis serat secara khusus, apalagi untuk serat campuran.