Tuesday, June 5, 2012

Polymer Concrete



Polymer concrete is a composite material that consist og inorganic aggregates bonded together by a resin binder.The material can be used effectively in a variety of structural applications such as as transportasion , utility , marine , an building components.

An unsaturated polyester based on the polyester oligomer was prepared by Tong et al.(ref.13).Physical properties of reinforced polyester concrete using recycled PET were investigated by REBEIZ et al.the author have been long enganged in produsing an effective ppltmer concrete from reclaim PET and in its application because the letter is a major component in unsaturated polyester resins.A new type of Polyester concrete composite is developed by mixing an unsaturated polyester resin from reclaim Pet products with Portland cement . sand and water in proportions similar to those used for cement mortar materials for construction purposes.this Polymer concrete exhibits a high strength of up to 83 MPa in compressive strength sn 21 Mpa in flexural stenght*


















Source : Chen Chong Lin Recycled Technology of Poly(etilene Tereftalate)

Monday, June 4, 2012

PET (Poly(etilen Tereftalat)


                Poly(ethylene terephthalate) (PET) telah menjadi salah satu penyumbang yang   besar,  dari konsumen limbah plastik, selain  polietilena (PE), polypropylene (PP), polistirena (PS) dan Poli (vinil klorida) (PVC).
  Tantangan untuk perusahaan plastik dalam volume besar adalah bagaimana  cara untuk mengumpulkan, memisahkan , memproses ulang dan memasarkan produk-produk berbiaya rendah mereka dapat  membuat keuntungan, bagaimanapun juga.
Usaha dari PET daur ulang, adalah  sesuatu  yang paling sukses dalam teknologi plastik daur ulang , termasuk membuat  kembali dan meng-upgrade PET limbah.
  Botol minuman yang terbuat dari PET daur ulang lebih dari 20% dari total produksi botol  yang ada. recycling PET sama dengan plastic lainnya yang bisa di kategorikan menjadi 3 kategori yaitu
1.Incineration
2.Phcycal recycling
3.Chemical recycling
Mendaur ulang PET ini memiliki harga produksi yang kecil  dan menghasilka pemasukan yang sangat mengutungkan.

Wednesday, May 9, 2012

Membedakan Serat dengan Cara Pembakaran


                    Uji pembakaran dilakukan secara makro, sedangkan uji pelarutan dan uji pewarnaan dapat dilakukan secara makro maupun mikro. Uji pembakaran serat adalah cara yang dilakukan untuk menggolongkan atau menentukan serat.
        Untuk memperkirakan golongan serat secara umum digunakan uji pembakaran, tetapi untuk serat – serat campuran cara ini dianggap kurang meyakinkan karena hasilnya kurang dapat dipertanggung jawabkan. Uji pembakaran ini biasanya meliputi hal – hal sebagai berikut :
-          pengamatan cara terbakarnya
-          pengamatan bau
-          pengamatan warna dari asap yang terbentuk
-          pegamatan sisa pembakarannya.
            Berdasarkan pengamatan diatas tentunya cara uji pembakaran tidak dapat digunakan untuk mengidetifikasi dan meneliti serat secara khusus.
Kriteria tentang uji pembakaran yaitu dapat dilihat sebagai berikut :
1.      Apabila serat terbakar cepat dan meninggalkan abu berbentuk serat dan berbau seperti kertas terbakar, maka ciri ini menunjukkan bahwa serat tersebut termasuk serat selulosa.
2.      Apabila serat meleleh dan meninggalkan bulatan kecil diujungnya dan disertai dengan bau menyengat seperti bau asam cuka maka keadaan ini menunjukkan serat rayon asetat.
3.      Apabila serat terbakar tanpa meninggalkan abu dan berbau seperti rambut terbakar serta meninggalkan bulatan kecil diujungnya, maka ciri tersebut menunjukkan bahwa serat tersebut termasuk serat protein.
4.      Apabila sewaktu terbakar mengeluarkan bau seperti plastik terbakar dan meninggalkan abu yang berbentuk bulatan kecil yang tak teratur maka ciri – ciri tersebut merupakan ciri – ciri serat poliamida, serat poliester dan serat poliakrilat.
  
       ALAT DAN BAHAN
1.      Alat – alat :
-  Pembakar bunsen
-  Pinset
2.      Bahan – bahan :
-  Serat kapas
-  Serat rayon viskosa
-  Serat rami
-  Serat sutera
-  Serat wool
-  Serat poliakrilat
-  Serat poliamida
-  Serat poliester
-  Serat poliester kapas
-  Serat poliester rayon
-  Serat poliester wool.
         CARA KERJA
1.      Beberapa helai serat yang akan diperiksa dipuntir kira – kira sebesar batang korek api dengan panjang 4 – 5 cm.
2.      Contoh serat didekatkan pada nyala api dari samping dengan perlahan – lahan, waktu serat dekat nyala api diamati apakah bahan meleleh, menggulung atau terbakar mendadak.
3.      Pada saat serat menyala, diperhatikan  dimana terjadinya nyala api, bila api segera padam begitu dijatuhkan dari api maka segera diamati bau dari gas dari serat yang terbakar tersebut.
4.      Jika api terus menyala, api dimatikan dengan cara dituip kemudian diamati bau yang dikeluarkan serat tersebut.
5.      Setelah nyala api padam diperhatikan apakah serat mengeluarkan asap atau tidak. Kemudian dilihat sisa pembakaran yang ditinggalkan serat tersebut.

        KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan uji pembakaran, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Ciri – ciri Serat Selulosa:
-          Asap : Putih
-          Bau : kertas terbakar
-          Sifat pembakaran : Meneruskan pembakaran
-          Sisa Pembakaran : terbentuk abu yang halus dan berwarna hitam keabu – abuan
Hal ini dapat dilihat pada uji pembakaran serat kapas dan rami

2.      Ciri – ciri Serat Rayon Viskosa
-          Asap : putih
-          Bau : Kertas terbakar
-          Sifat Pembakaran :Meneruskan Pembakaran
-          Sisa Pembakaran :terbentuk abu berwarna keabu-abuan dan halus.
Hal ini dapat dilihat pada uji pembakaran serat rayon viskosa

3.      Ciri – ciri Serat Protein :
-          Asap : Putih
-          Bau : Rambut terbakar
-          Sifat Pembakaran : Tidak meneruskan pembakaran
-          Sisa Pembakaran : terbentuk bulatan kecil diujung berwarna hitam dan mudah remuk
Hal ini dapat dilihat pada uji pembakaran serat sutera dan wool.

Hal ini dapat dilihat pada uji serat wool dan sutera.
4.      Ciri – ciri Serat Buatan apabila dilakukan pembakaran :
-          Asap : Hitam ( polyester & poliakrilat ) dan putih (poliamida )
-          Bau : Plastik terbakar
-          Sifat Pembakaran : meneruskan pembakaran ( polyester & poliakrilat ) dan tidak meneruskan pembakaran (poliamida )
-          Sisa pembakaran :  bulatan kecil diujungnya, berwarna hitam dan keras.
Hal ini dapat dilihat pada uji pembakaran serat – serat poliester, poliakrilat, dan poliamida.
5.      Serat Campuran
Diperoleh hasil yang lebih dominan :
-          Poliester : kapas dan Poliester : rayon memiliki kecenderungan Serat polyester
-          Poliester Wool memiliki kecenderungan serat Wool

6.      Pengujian serat secara pembakaran hanya dapat menggolongkan serat secara umum dan belum dapat memastikan jenis serat secara khusus, apalagi untuk serat campuran.






Monday, April 16, 2012

Serat Rosela (Java Jute)

Serat rosela  termasuk serat daun  diambil dari tanaman Hibiscus Sabdariffa yang ditanam di India, Bangladesh,  Ceylon, Filipina dan Indonesia, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Rosela tumbuh baik di  tanah yang cukup subur dan gembur yang dapat mengalirkan air dengan lancar, di daerah tropis atau subtropis yang tidak berangin kencang dengan curah hujan yang cukup. Penanaman rosela sangat rapat dan penyiangan dilakukan sampai daun tanaman dapat melindunginya kira-kira 4-6 minggu setelah tanaman mulai tumbuh. Panen dilakukan jika tanaman telah berbunga biasanya setelah 110-130 hari. Di Indonesia rosela di tanam sebagai tanaman tahunan dan hanya menghasilkan satu kali panenan setiap tahun, hal ini karena ada  musim kemarau. Serat rosela yang baik berwarna krem sampai putih perak.  Pemisahan serat dan pencuciannya seperti halnya pada serat jute  dengan cara retting. Kekuatan serat rosela dalam keadaan kering sedikit lebih rendah dari serat jute, tetapi dalam keadaan basah kekuatan serat rosela tetap, sedangkan serat jute menurun. Mulur saat putus dari serat rosela  hampir sama dengan serat jute. Serat rosela terutama digunakan untuk pembuatan karung pembungkus gula dan beras. 

Serat Kapas







Walau pun pada saat ini pemakaian bahan tekstil dari kapas sudah sedikit terdesak oleh bahan bahan tekstil yang terbuat dari bahan yang terbuat dai serat buatan, tetapi hingga kini kapas masih tetap memegang peranan penting dalam per industrian tekstil kurang lebih ada 51% dari produksi tekstil dunia masih terdiri dari kapas
Kapas merupakan serat selulosa yang berasal dari serat biji-bijian. Menurut sejarahnya kapas sudah dikenal kira-kira 5000 tahun SM. Menurut para ahli, India adalah negara tertua yang menggunakan kapas. Sifat-sifat serat kapas adalah sebagai berikut: Serat kapas pendek-pendek antara 20–55 mm. Serat kapas sangat kuat. Dalam keadaan basah kekuatannya bertambah lebih kurang 25%. Hal ini perlu diketahui untuk mencuci dan menyeterika bahan dari serat kapas. Makin kuat serat makin mudah memeliharanya. Kekutan kapas dapat dipertinggi dengan jalan merendam dalam coustic soda. Hal ini juga akan menambah kilau dan daya isap pada waktu dicelup. Kapas sangat higroskopis atau menghisap air. Kapas kurang kenyal yang menyebabkan kapas mudah kusut. Untuk memperbaiki sifat ini kain kapas perlu dikanji dan menyempurnakan dengan damar buatan. Kapas tahan uji, tahan panas seterika yang tinggi. Tahan sabun yang kuat atau mengandung banyak lindi untuk melarutkan kotoran dan tahan obat-obat kelantang. Jadi bahan kapas dapat dikelantang. Kapas tidak tahan terhadap asam mineral dan asam organik. Walaupun demikian asam organik digunakan juga untuk memperindah tenunan dari kapas, dengan kadar tertentu kapas dapat menjadi tembus terang. Proses ini disebut dengan memperkamen. Kain kapas tahan ngengat tetapi tidak tahan cendawan. Harus disimpan dalam keadaan kering. Di samping sifat-sifat yang menguntungkan di atas ada sifat-sifat yang kurang menguntungkan, namun masih terus dilakukan penyelidikan untuk mengatasinya, di antaranya bahan kapas susut saat dicuci. Jadi, jika menggunakan bahan kapas hendaklah direndam terlebih dahulu sebelum digunting agar setelah dibuat pakaian tidak berubah ukurannya.

Wednesday, April 11, 2012

Serat Sutera



Sutera adalah serat yang diperoleh dari sejenis serangga yang disebut lepidoptera. Serat sutera adalah satu satunya serat alam yang berbentuk filament dihasilkan dari kepompong ulat sutera. Jenis serat sutera yang terbaik ialah yang berasal dari kepompong ulat suterajenis bombyx mori. Jenis serat sutera lain diperoleh dari ulat sutera liar yaitu jenis ulat sutera tusah, serat sutera yang dihasilkan lebih kasar dan sulit diwarnai. Ulat sutera mengeluarkan zat sutera (fibroin) dari mulutnya membentuk filament. Filament tersebut dibalut oleh zat perekat (serisin). Bila terkena udara fibroin dan serisin akan mengeras.Keadaan tersebut terjadi dari dalam dan menambah lapisan demi lapisan sehingga membentuk lapisan pelindung yaitu kepompong. Pembentukan kepompong berlangsung selama 2 hari. Proses pengolahan kepompong dilakukan dengan cara yaitu sejumlah kepompong direndam dalam air panas supaya serisinnya melunak untuk memudahkan melepaskan filament dari kepompong. Kepompong disikat untuk menemukan ujung filament, kemudian diperoleh sutera mentah. Sutera mentah selanjutnya dimasak dengan air sabun untuk menghilangkan serisinnya, sehingga sutera menjadi lunak, berwarna putih, berkilau, dan mudah menyerap pewarna. Sutera mentah tersusun oleh 76 % protein fibroin (serat), 22 % protein serisin (perekat), 1,5 % lilin dan 0,5 % garam-garam mineral. Serisin adalah protein yang melindungi serat dari kerusakan, namun pada proses penyempurnaan serat sutera, protein ini dihilangkan dengan pemasakan. Fibroin merupakan protein yang menjadi bagian utama dari serat. Filament sutera mentah terdiri atas dua serat fibroin yang terbungkus di dalam serisin

Saturday, April 7, 2012

Serat Rami


Serat rami telah digunakan di  Cina  dan Mesir sejak  beberapa ribu tahun silam.  Pohon serat  rami tersebut mudah tumbuh di daerah yang berudara lembab dan panas. Pohonnya dipanen dengan cara  ditebang. Setelah ditebang tunas baru akan tumbuh segera. Tiap tahun dapat dipanen sampai tiga kali.
Bundel serat rami dipisah-pisahkan dengan mesin pemisah (decortization machine). Setelah dipisah dari kayunya, serat harus dimasak (degumming) dengan larutan alkali lemah.  Serat rami merupakan serat batang yang  ter panjang dibanding yang lainnya, panjang  sekitar 30 cm dan  sebelum dipintal dipotong-potong dahulu menjadi bentuk stapel dengan panjang  sekitar 5 cm. Serat rami mentah banyak diekspor ke  Jepang yang akan dipintal dan ditenun menjadi kain. Negara penghasil benang dan kain rami, adalah  Jepang  Jerman dan Perancis.  Indonesia mengusahakan produksi rami secara nasional, tetapi hasilnya belum mencapai sasaran, meskipun rami penelitian dari Balai Besar Tekstil Departemen Perindustrian memberikan hasil memungkinkan untuk diproduksi.
Apabila dilihat dengan miskroskop, serat  rami serupa benar dengan  serat flax. Warnanya putih dan serat rami merupakan salah satu serat yang kuat dan  saat serat basah kekuatan akan bertambah, danmemiliki kilau seperti sutera. Tetapi rami mempunyai kekurangan, misalnya kaku, kelentingan rendah, mudah kusut, keelastikan rendah, rapuh sehingga mudah sobek waktu dilipat berulang-ulang pada satu tempat yang sama. Rami banyak dipakai untuk kain celana, baju, taplak meja dan sapu tangan.



Tuesday, June 5, 2012

Polymer Concrete



Polymer concrete is a composite material that consist og inorganic aggregates bonded together by a resin binder.The material can be used effectively in a variety of structural applications such as as transportasion , utility , marine , an building components.

An unsaturated polyester based on the polyester oligomer was prepared by Tong et al.(ref.13).Physical properties of reinforced polyester concrete using recycled PET were investigated by REBEIZ et al.the author have been long enganged in produsing an effective ppltmer concrete from reclaim PET and in its application because the letter is a major component in unsaturated polyester resins.A new type of Polyester concrete composite is developed by mixing an unsaturated polyester resin from reclaim Pet products with Portland cement . sand and water in proportions similar to those used for cement mortar materials for construction purposes.this Polymer concrete exhibits a high strength of up to 83 MPa in compressive strength sn 21 Mpa in flexural stenght*


















Source : Chen Chong Lin Recycled Technology of Poly(etilene Tereftalate)

Monday, June 4, 2012

PET (Poly(etilen Tereftalat)


                Poly(ethylene terephthalate) (PET) telah menjadi salah satu penyumbang yang   besar,  dari konsumen limbah plastik, selain  polietilena (PE), polypropylene (PP), polistirena (PS) dan Poli (vinil klorida) (PVC).
  Tantangan untuk perusahaan plastik dalam volume besar adalah bagaimana  cara untuk mengumpulkan, memisahkan , memproses ulang dan memasarkan produk-produk berbiaya rendah mereka dapat  membuat keuntungan, bagaimanapun juga.
Usaha dari PET daur ulang, adalah  sesuatu  yang paling sukses dalam teknologi plastik daur ulang , termasuk membuat  kembali dan meng-upgrade PET limbah.
  Botol minuman yang terbuat dari PET daur ulang lebih dari 20% dari total produksi botol  yang ada. recycling PET sama dengan plastic lainnya yang bisa di kategorikan menjadi 3 kategori yaitu
1.Incineration
2.Phcycal recycling
3.Chemical recycling
Mendaur ulang PET ini memiliki harga produksi yang kecil  dan menghasilka pemasukan yang sangat mengutungkan.

Wednesday, May 9, 2012

Membedakan Serat dengan Cara Pembakaran


                    Uji pembakaran dilakukan secara makro, sedangkan uji pelarutan dan uji pewarnaan dapat dilakukan secara makro maupun mikro. Uji pembakaran serat adalah cara yang dilakukan untuk menggolongkan atau menentukan serat.
        Untuk memperkirakan golongan serat secara umum digunakan uji pembakaran, tetapi untuk serat – serat campuran cara ini dianggap kurang meyakinkan karena hasilnya kurang dapat dipertanggung jawabkan. Uji pembakaran ini biasanya meliputi hal – hal sebagai berikut :
-          pengamatan cara terbakarnya
-          pengamatan bau
-          pengamatan warna dari asap yang terbentuk
-          pegamatan sisa pembakarannya.
            Berdasarkan pengamatan diatas tentunya cara uji pembakaran tidak dapat digunakan untuk mengidetifikasi dan meneliti serat secara khusus.
Kriteria tentang uji pembakaran yaitu dapat dilihat sebagai berikut :
1.      Apabila serat terbakar cepat dan meninggalkan abu berbentuk serat dan berbau seperti kertas terbakar, maka ciri ini menunjukkan bahwa serat tersebut termasuk serat selulosa.
2.      Apabila serat meleleh dan meninggalkan bulatan kecil diujungnya dan disertai dengan bau menyengat seperti bau asam cuka maka keadaan ini menunjukkan serat rayon asetat.
3.      Apabila serat terbakar tanpa meninggalkan abu dan berbau seperti rambut terbakar serta meninggalkan bulatan kecil diujungnya, maka ciri tersebut menunjukkan bahwa serat tersebut termasuk serat protein.
4.      Apabila sewaktu terbakar mengeluarkan bau seperti plastik terbakar dan meninggalkan abu yang berbentuk bulatan kecil yang tak teratur maka ciri – ciri tersebut merupakan ciri – ciri serat poliamida, serat poliester dan serat poliakrilat.
  
       ALAT DAN BAHAN
1.      Alat – alat :
-  Pembakar bunsen
-  Pinset
2.      Bahan – bahan :
-  Serat kapas
-  Serat rayon viskosa
-  Serat rami
-  Serat sutera
-  Serat wool
-  Serat poliakrilat
-  Serat poliamida
-  Serat poliester
-  Serat poliester kapas
-  Serat poliester rayon
-  Serat poliester wool.
         CARA KERJA
1.      Beberapa helai serat yang akan diperiksa dipuntir kira – kira sebesar batang korek api dengan panjang 4 – 5 cm.
2.      Contoh serat didekatkan pada nyala api dari samping dengan perlahan – lahan, waktu serat dekat nyala api diamati apakah bahan meleleh, menggulung atau terbakar mendadak.
3.      Pada saat serat menyala, diperhatikan  dimana terjadinya nyala api, bila api segera padam begitu dijatuhkan dari api maka segera diamati bau dari gas dari serat yang terbakar tersebut.
4.      Jika api terus menyala, api dimatikan dengan cara dituip kemudian diamati bau yang dikeluarkan serat tersebut.
5.      Setelah nyala api padam diperhatikan apakah serat mengeluarkan asap atau tidak. Kemudian dilihat sisa pembakaran yang ditinggalkan serat tersebut.

        KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan uji pembakaran, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Ciri – ciri Serat Selulosa:
-          Asap : Putih
-          Bau : kertas terbakar
-          Sifat pembakaran : Meneruskan pembakaran
-          Sisa Pembakaran : terbentuk abu yang halus dan berwarna hitam keabu – abuan
Hal ini dapat dilihat pada uji pembakaran serat kapas dan rami

2.      Ciri – ciri Serat Rayon Viskosa
-          Asap : putih
-          Bau : Kertas terbakar
-          Sifat Pembakaran :Meneruskan Pembakaran
-          Sisa Pembakaran :terbentuk abu berwarna keabu-abuan dan halus.
Hal ini dapat dilihat pada uji pembakaran serat rayon viskosa

3.      Ciri – ciri Serat Protein :
-          Asap : Putih
-          Bau : Rambut terbakar
-          Sifat Pembakaran : Tidak meneruskan pembakaran
-          Sisa Pembakaran : terbentuk bulatan kecil diujung berwarna hitam dan mudah remuk
Hal ini dapat dilihat pada uji pembakaran serat sutera dan wool.

Hal ini dapat dilihat pada uji serat wool dan sutera.
4.      Ciri – ciri Serat Buatan apabila dilakukan pembakaran :
-          Asap : Hitam ( polyester & poliakrilat ) dan putih (poliamida )
-          Bau : Plastik terbakar
-          Sifat Pembakaran : meneruskan pembakaran ( polyester & poliakrilat ) dan tidak meneruskan pembakaran (poliamida )
-          Sisa pembakaran :  bulatan kecil diujungnya, berwarna hitam dan keras.
Hal ini dapat dilihat pada uji pembakaran serat – serat poliester, poliakrilat, dan poliamida.
5.      Serat Campuran
Diperoleh hasil yang lebih dominan :
-          Poliester : kapas dan Poliester : rayon memiliki kecenderungan Serat polyester
-          Poliester Wool memiliki kecenderungan serat Wool

6.      Pengujian serat secara pembakaran hanya dapat menggolongkan serat secara umum dan belum dapat memastikan jenis serat secara khusus, apalagi untuk serat campuran.






Monday, April 16, 2012

Serat Rosela (Java Jute)

Serat rosela  termasuk serat daun  diambil dari tanaman Hibiscus Sabdariffa yang ditanam di India, Bangladesh,  Ceylon, Filipina dan Indonesia, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Rosela tumbuh baik di  tanah yang cukup subur dan gembur yang dapat mengalirkan air dengan lancar, di daerah tropis atau subtropis yang tidak berangin kencang dengan curah hujan yang cukup. Penanaman rosela sangat rapat dan penyiangan dilakukan sampai daun tanaman dapat melindunginya kira-kira 4-6 minggu setelah tanaman mulai tumbuh. Panen dilakukan jika tanaman telah berbunga biasanya setelah 110-130 hari. Di Indonesia rosela di tanam sebagai tanaman tahunan dan hanya menghasilkan satu kali panenan setiap tahun, hal ini karena ada  musim kemarau. Serat rosela yang baik berwarna krem sampai putih perak.  Pemisahan serat dan pencuciannya seperti halnya pada serat jute  dengan cara retting. Kekuatan serat rosela dalam keadaan kering sedikit lebih rendah dari serat jute, tetapi dalam keadaan basah kekuatan serat rosela tetap, sedangkan serat jute menurun. Mulur saat putus dari serat rosela  hampir sama dengan serat jute. Serat rosela terutama digunakan untuk pembuatan karung pembungkus gula dan beras. 

Serat Kapas







Walau pun pada saat ini pemakaian bahan tekstil dari kapas sudah sedikit terdesak oleh bahan bahan tekstil yang terbuat dari bahan yang terbuat dai serat buatan, tetapi hingga kini kapas masih tetap memegang peranan penting dalam per industrian tekstil kurang lebih ada 51% dari produksi tekstil dunia masih terdiri dari kapas
Kapas merupakan serat selulosa yang berasal dari serat biji-bijian. Menurut sejarahnya kapas sudah dikenal kira-kira 5000 tahun SM. Menurut para ahli, India adalah negara tertua yang menggunakan kapas. Sifat-sifat serat kapas adalah sebagai berikut: Serat kapas pendek-pendek antara 20–55 mm. Serat kapas sangat kuat. Dalam keadaan basah kekuatannya bertambah lebih kurang 25%. Hal ini perlu diketahui untuk mencuci dan menyeterika bahan dari serat kapas. Makin kuat serat makin mudah memeliharanya. Kekutan kapas dapat dipertinggi dengan jalan merendam dalam coustic soda. Hal ini juga akan menambah kilau dan daya isap pada waktu dicelup. Kapas sangat higroskopis atau menghisap air. Kapas kurang kenyal yang menyebabkan kapas mudah kusut. Untuk memperbaiki sifat ini kain kapas perlu dikanji dan menyempurnakan dengan damar buatan. Kapas tahan uji, tahan panas seterika yang tinggi. Tahan sabun yang kuat atau mengandung banyak lindi untuk melarutkan kotoran dan tahan obat-obat kelantang. Jadi bahan kapas dapat dikelantang. Kapas tidak tahan terhadap asam mineral dan asam organik. Walaupun demikian asam organik digunakan juga untuk memperindah tenunan dari kapas, dengan kadar tertentu kapas dapat menjadi tembus terang. Proses ini disebut dengan memperkamen. Kain kapas tahan ngengat tetapi tidak tahan cendawan. Harus disimpan dalam keadaan kering. Di samping sifat-sifat yang menguntungkan di atas ada sifat-sifat yang kurang menguntungkan, namun masih terus dilakukan penyelidikan untuk mengatasinya, di antaranya bahan kapas susut saat dicuci. Jadi, jika menggunakan bahan kapas hendaklah direndam terlebih dahulu sebelum digunting agar setelah dibuat pakaian tidak berubah ukurannya.

Wednesday, April 11, 2012

Serat Sutera



Sutera adalah serat yang diperoleh dari sejenis serangga yang disebut lepidoptera. Serat sutera adalah satu satunya serat alam yang berbentuk filament dihasilkan dari kepompong ulat sutera. Jenis serat sutera yang terbaik ialah yang berasal dari kepompong ulat suterajenis bombyx mori. Jenis serat sutera lain diperoleh dari ulat sutera liar yaitu jenis ulat sutera tusah, serat sutera yang dihasilkan lebih kasar dan sulit diwarnai. Ulat sutera mengeluarkan zat sutera (fibroin) dari mulutnya membentuk filament. Filament tersebut dibalut oleh zat perekat (serisin). Bila terkena udara fibroin dan serisin akan mengeras.Keadaan tersebut terjadi dari dalam dan menambah lapisan demi lapisan sehingga membentuk lapisan pelindung yaitu kepompong. Pembentukan kepompong berlangsung selama 2 hari. Proses pengolahan kepompong dilakukan dengan cara yaitu sejumlah kepompong direndam dalam air panas supaya serisinnya melunak untuk memudahkan melepaskan filament dari kepompong. Kepompong disikat untuk menemukan ujung filament, kemudian diperoleh sutera mentah. Sutera mentah selanjutnya dimasak dengan air sabun untuk menghilangkan serisinnya, sehingga sutera menjadi lunak, berwarna putih, berkilau, dan mudah menyerap pewarna. Sutera mentah tersusun oleh 76 % protein fibroin (serat), 22 % protein serisin (perekat), 1,5 % lilin dan 0,5 % garam-garam mineral. Serisin adalah protein yang melindungi serat dari kerusakan, namun pada proses penyempurnaan serat sutera, protein ini dihilangkan dengan pemasakan. Fibroin merupakan protein yang menjadi bagian utama dari serat. Filament sutera mentah terdiri atas dua serat fibroin yang terbungkus di dalam serisin

Saturday, April 7, 2012

Serat Rami


Serat rami telah digunakan di  Cina  dan Mesir sejak  beberapa ribu tahun silam.  Pohon serat  rami tersebut mudah tumbuh di daerah yang berudara lembab dan panas. Pohonnya dipanen dengan cara  ditebang. Setelah ditebang tunas baru akan tumbuh segera. Tiap tahun dapat dipanen sampai tiga kali.
Bundel serat rami dipisah-pisahkan dengan mesin pemisah (decortization machine). Setelah dipisah dari kayunya, serat harus dimasak (degumming) dengan larutan alkali lemah.  Serat rami merupakan serat batang yang  ter panjang dibanding yang lainnya, panjang  sekitar 30 cm dan  sebelum dipintal dipotong-potong dahulu menjadi bentuk stapel dengan panjang  sekitar 5 cm. Serat rami mentah banyak diekspor ke  Jepang yang akan dipintal dan ditenun menjadi kain. Negara penghasil benang dan kain rami, adalah  Jepang  Jerman dan Perancis.  Indonesia mengusahakan produksi rami secara nasional, tetapi hasilnya belum mencapai sasaran, meskipun rami penelitian dari Balai Besar Tekstil Departemen Perindustrian memberikan hasil memungkinkan untuk diproduksi.
Apabila dilihat dengan miskroskop, serat  rami serupa benar dengan  serat flax. Warnanya putih dan serat rami merupakan salah satu serat yang kuat dan  saat serat basah kekuatan akan bertambah, danmemiliki kilau seperti sutera. Tetapi rami mempunyai kekurangan, misalnya kaku, kelentingan rendah, mudah kusut, keelastikan rendah, rapuh sehingga mudah sobek waktu dilipat berulang-ulang pada satu tempat yang sama. Rami banyak dipakai untuk kain celana, baju, taplak meja dan sapu tangan.